Rabu, 11 Maret 2015

Thoughts on Fifty Shades of Grey (Movie)

Sebenarnya saya sudah lama ingin cepat-cepat menulis postingan ini, yang juga berkaitan dengan postingan sebelumnya. Fifty Shades of Grey (FSOG) sudah fix tidak tayang di bioskop Indonesia, dan sudah fix juga saya di PHP-in Blitzmegaplex karena sempat memuat FSOG di brosur "coming soon" mereka. Sekitar 2-3 minggu setelah rilis, para pembajak sudah mulai beraksi dan menyebarkan hasil karya mereka di internet. Oke, mohon maaf karena saya bukan WNI yang mendukung anti pembajakan. Somehow pembajakan sangat mempermudah penikmat film yang cupu dan kere seperti saya.
 
Relationship goal? Punya pacar kaya Jamie Dornan, iya.
 
 
Tidak usah banyak basa-basi, mari kita mulai saja thoughts on FSOG the movie yang jujur saja sudah saya tonton 3 kali; pertama nonton formatnya CAM, kedua HDRIP tapi banyak sensorannya, dan yang terakhir HDRIP UNCUT version (OKE, GUE TAU GUE NORAK). Saya bukan mereview film ini, jadi tidak ada ba-bi-bu mengenai informasi film dan jalan ceritanya. Demi menghindari spoiler yang bertebaran, alangkah lebih baik menonton film/membaca bukunya terlebih dahulu.
And here it goes:
 
1. Scene pertama dibuka dengan lagu Annie Lenox - I put a Spell on You. What, seriusan?! Entah mengapa dari scene pertama saya sudah membayangkan bahwa film ini adalah film yang buruk. Saya sangat suka lagu ini, tapi jenis film seperti ini tidak pantas dibalut oleh sound seperti itu. Ini film drama! Tidak usah memasukkan annie lenox, the rolling stone...cukup ellie goulding, sia, beyonce dan sejenisnya saja. Lagipula, tidak adakah lagu yang lovey dovey banget?
 
2. Jamie Dornan tidak se-wah yang saya bayangkan. He's good looking, but he didn't fit in. AT ALL. Dari awal sampai selesai saya benar-bernar terganggu dengan aksen Irishnya yang dipaksa jadi Amerika. Christian Grey is an American, seburuk itukah skill Jamie, nggak bisa aksen Amrik? Oke, doi ganteng banget dan karismatik. Tapi dia lebih pantes mainin Game of Thrones daripada film yang Amerika banget. Banyak yang bilang Jamie mukanya hobbit banget. Boom! Saya sepenuhnya pro dengan team Matt Bomer.
 
Duh kalo punya bos kaya gini gue ga mungkin teng-go
 
3. Dakota Johnson cantik, akting...okelah bisa ditoleransi. Namun ada beberapa masalah, yaitu sewaktu Christian Grey bilang "Anastasia, you have a great body" dan badannya Ana yang kerempeng terlihat tulang rusuknya. Duh, great darimana? Ekspresi orgasmiknya Dakota setiap mukanya disentuh juga...Ergh. Segitunyakah? Ingat, Ana masih virgin. Anda hanya membuatnya terlihat seperti Ana yang sangat berpengalaman, Dakota.
Satu lagi: handphonenya Ana! Haruskah flip?! Orang indo kelas menengah kebawah aja hpnya android! Please.
 
"Christian..."
 
 
4.  Kate Kavanagh nggak guna sama sekali. Di bukunya dia lebih banyak ngasih wejangan ke Ana. Disini dia nggak guna, blaaaaas.
 
5. Dr.Greene mana? Tiba-tiba Ana udah cerita aja dia habis dari Dr.Greene. Untung adegan ngelepas tampon ngga ada. Phew.
 
6. Graphicnya bagus sih. Kelewat megah buat film drama biasa. Mengingatkan saya kepada film Supernova.
 
7. Adegan Christian dan Ana...nanggung banget! Jamie nggak telanjang apa karena udah punya istri? Pfffft. Mendingan dibikin vulgar sekalian seperti film Blue Is The Warmest Color. Atau, nggak usah bikin film fifty shades sekalian deh.
 
Ngintip ni ye
 
 
8. FSOG mau dibikin sealim apapun harus nunjukin sisi dominannya Christian lah, nggak mau tau! Lah ini malah nunjukin sisi Christian yang bingung ngejelasin ke Ana kalau dia dominan. Dia juga ga tegas, ga 'kereng' kaya di bukunya.
 
9. Adegan di helikopter/glider nggak usah se epic itu kali. Biasa aja. Daripada buang waktu mendingan dalemin karakternya mereka aja; yang satu terjebak di gaya hidup BDSM, satunya baru pertama kali pacaran.
 
Lebay ah
 
10. Jeda hari mereka ketemu dan pergantian scene mereka terlalu cepat. Nggak usah masukin semua bagian di buku juga gapapa kali daripada alurnya jadi nggak jelas.
 
11. Taylor?!? Kirain lebih tua dan muka bapak-bapak random. Ini mah muka ajudan pejabat negara!
 
Daripada jadi driver mending jadi akrtis
 
 
12. Buat apa sih Christian bilang dia nggak mau tidur bareng Ana padahal awal ketemu juga dia udah tidur disampingnya?!
 
13. "Because I''m 50 shades fucked up" darimana, Christian?? Karakternya nggak jelas. Nggak sebentar happy sebentar galak dan unpredictable kaya di buku.
 
14. Goodbye scene di endingnya nggak banget! Kurang dramatis. Kurang menyayat hati. Harusnya penonton bisa lebih dibikin mbrebes mili lah. Ini cuma "oh gitu". Ayolah...kalo udah bikin film drama bikin aja drama sekalian. Yang norak, kejar-kejaran, kadang bikin senyum-senyum kadang bikin mewek. Lah ini auranya malah kaya film sendu banget. Terlalu dark. Padahal kalo 'fifty shades', harusnya bisa bikin penonton bingung "kok habis terang jadi gelap banget terus terang lagi?"
 
Ana: "Do you play? (piano)"
Christian: Menurut ngana?!
 
 
***
Oke, film ini sampah banget. Lebih sampah dari yang saya bayangkan. Bukunya udah cheesy banget, filmnya ternyata lebih cheesy lagi. Akting nggak ada yang bagus, script sebagian besar sama kayak buku. Jamie ternyata gantengnya sebatas jadi model CK aja. Soundmixing jelek. Graphicnya terlalu bagus. Red room of pain lumayan sadis lah. Kalo saya belum baca bukunya mungkin saya lebih bisa menerima isinya.

WORST MOVIE ON 2015? Yes.
 
Sam Taylor Johnson udah pengumuman mau bikin film lanjutannya. DUH, PLEASE! Ayo kita lihat nanti hatersnya banyakan mana sama Twilight.


P*S: This is the great review. You should check! "Not porny enough to be porn, not romantic enough to be a romance, not dramatic enough to be a drama" Yes! This is what you deserve on Valentine's Day 2015. Congrats!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives