Saya rasa saya banyak berubah. Meninggalkan kesenangan demi kewajiban sehari-hari.
Terjebak dalam kemonotonan hidup; Berangkat kerja, bermacet-macet ria, menghabiskan waktu dan pikiran untuk pekerjaan dan keluarga.
Sesekali pergi ke luar kota, hanya untuk menyegarkan pikiran. Ketika pulang kembali ke ibukota, siklus hidup yang membosankan tersebut terulang lagi.
Di waktu senggang, saya menyempatkan drri untuk bertemu teman-teman...hanya sekedar nongkrong, mencoba makanan baru, keliling kota, menonton film, atau hanya bercengkrama. Tapi satu persatu mereka pergi... Ada yang kerja di luar kota, ada yang sudah berkeluarga dan punya anak, ada yang sudah punya kesibukan sendiri.
Tak jarang pun saya berkomunikasi dengan yang jauh disana, merencanakan masa depan. Tapi kehadirannya hanya sebatas suara, kata-kata, atau wajah yang hanya bisa saya kira-kira,
Nonton konser sudah jarang, menulis juga... Buku banyak yang terbeli, tapi termakan debu begitu saja.
---
Tidak ada yang menarik lagi, yang membuat saya semangat, bangun dengan perasaan gembira, atau tertidur dalam keadaan puas dengan apa yang saya lakukan.
Masa muda saya yang seharusnya menyenangkan, menjadi membosankan.
Oh inikah yang dinamakan masa muda? Dipertengahan kepala 2, seharusnya banyak yang bisa saya raih. Hidup tidak hanya sekolah, kerja, menghabiskan uang, menikah, punya anak, punya cucu, dan meninggal dunia. Pasti ada yang lebih dari itu.
Sampai suatu hari saya merasa rasa semangat mengalahkan rasa bosan. Saya telah berhasil membuang jauh-jauh energi negatif yang selama ini menyelimuti saya. Mungkin karena saya mengkonsumsi makanan sehat. Mungkin karena saya memacu adrenalin...saya telah berani mengalahkan phobia dan rasa takut saya. Atau mungkin, saya bertemu dengan orang-orang menyenangkan, yang menginspirasi, yang memotivasi, yang membuat nyaman. Saya berhasil menjalani hidup yang melelahakn dengan suka cita.
Dan ternyata, kesenangan itu tidak selalu abadi.
Bagai yin dan yang, semua hal diciptakan berlawanan.
Senang dengan sedih
Bosan dengan semangat
Pertemuan dengan perpisahan
Positif dengan negatif...
Bagai menaiki roaller coaster, saya sedang berada di puncak. Dan dalam waktu sesaat, saya akan jatuh...melaju kencang...bersama teriakan orang-orang, menuju arena yang berliku, yang kita tidak tahu sampai kapan.
Namun, apa yang terjadi? Apakah saya akan memejamkan mata, dan berteriak ketakutan?
Ataukah saya membuka mata dan melihat indahnya dunia dari atas sana?
Entahlah.
Banyak sekali filosofi hidup, omong kosong yang terkesan bijak dengan tujuan menghibur diri, agar pikiran tetap positif. Namun,semua akan masuk dan keluar dari telinga begitu saja.
Hanya waktu yang bisa menjawab.
Waktu.
Dan diri sendiri yang bisa mengendalikan semua.
---
Semua orang memiliki kepribadian dan sifat yang berbeda. Semua yang diciptakan Tuhan tidak ada yang identik, termasuk sidik jari atau organ tubuh yang menempel didalam diri. Termasuk jumlah rambut, atau gigi, atau pita suara.
Kesenangan itu, yang saat ini sedang hilang, pasti akan dipertemukan kembali dengan wujud yang berbeda.
Hanya waktu yang bisa menjawab.
Ini menjadi berat ketika saya adalah tipe orang yang sulit berteman dengan kesabaran. Sabar. Waktu. Sabar. Tenang. Santai. Waktu. Waktu. Waktu. Waktu. Waktu. Waktu. Waktu!!!
---
Selamat datang kembali masa-masa kebosanan, ketidaknyamanan, dan perjalanan yang panjang dalam mencari kesenangan, ketenangan, kenyamanan.
Terima kasih kesenangan sesaat, terima kasih telah menjadi oase di padang pasir tak berujung. Terima kasih telah menjadi pelangi ditengah hujan yang tak kunjung reda.
Namun, hujan datang kembali. Kita hanya bisa berteduh sebentar karena kita harus melanjutkan perjalanan yang panjang. Dengan waktu, waktu, WAKTU, W A K T U!!! yang tidak ditentukan.
Waktu, semoga engkau adalah kawan, bukan lawan.
Semoga kita cepat sampai ke tujuan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar