Jumat, 03 Oktober 2014

Love at First Listening

Penting sekali membuka telinga para pendengar, pengamat, ataupun yang acuh tak acuh terhadap musik. Musik itu luas. General (seharusnya). Ada yang habis dimakan zaman, ada juga yang tak lekang. Dari situlah kita menemukan sebuah selera. Jangan salah, musik juga dapat mempengaruhi kepribadian maupun kehidupan kita sehari-hari.

Saya akan mencoba menjabarkan secara singkat 5 album yang membuat saya starstruck, which is called Love at First Listening:


1. Fleetwood Mac - Rumours (1977)
 
Tidak perlu menyajikan musik yang rumit agar semua orang menganggap musikmu keren dan semua orang menjadi starstruck padamu. Fleetwood Mac adalah salah satu contoh dari seluruh musisi yang jarang kau dengar namanya. Rumours merupakan album terbaik Fleetwood Mac sepanjang masa. Saya tidak tahu apa yang spesial dari skill para personelnya. Saya yakin tidak akan ada seorang pun yang pertama kali mendengar album ini langsung berkata "GILA KEREN BANGET. BEST BAND EVER". Mendengarkan Rumours ini sama seperti "Cinta Buta" yang semua orang pasti pernah alami. Kau memiliki sudut pandang tersendiri bahwa yang kau dengarkan ini merupakan sesuatu yang indah dan berkesan di pikiranmu sepanjang masa. Ya, SEPANJANG MASA. Tak ada yang bisa menghalanginya. Bagiku tetap Rumours.
 
Best Track: SEMUA.
 
 
2. Pink Floyd - The Wall (1979)
 
 
Jika Fleetwood Mac memiliki album dengan lagu tersederhana yang menjadi love at first listening, maka Pink Floyd adalah sebaliknya. Banyak orang mengaitkan Pink Floyd dengan "gila", "sakau", "harus ngobat dulu kalo mau denger pink floyd jadi enak". Hahaha. Apakah iya? Justru dengan mendengar Pink Floyd telinga saya menjadi sakau. Istilah yang sering digunakan kawula muda di era ini: Eargasm. Pink floyd merupakan band dengan konsep album terbrilian yang pernah saya dengar, tidak hanya The Wall. Agak sulit memilih album Pink Floyd yang menjadi album terfavorit. Namun untuk "love at first listening"? The Wall, pastinya! Percayalah, untuk penikmat musik psychedelic maupun yang tidak (saya bukan termasuk penggemar berat psychedelic. Namun untuk Pink Floyd saya berani meralat kalimat barusan), The Wall merupakan album yang wajib didengar. Sebenarnya, wajib didengar untuk semua kalangan yang masih memijakkan kaki di bumi tahun 2014 ini.
 
Best Track: Another Brick in The Wall (part I) - The Happiest Day of Our Lives -
 Another Brick in The Wall (part II).
Ya, saya merupakan satu dari sekian juta manusia yang bertanya-tanya: Kenapa 3 lagu ini nggak disatuin aja?
Karena mereka Pink Floyd.
 
 
3. Grandfunk Railroad - Grand Funk (1969)
 
 
Grand Funk, belum mendengarkan lagunya saja kau sudah bisa menerka: Funk! Terkadang ada beberapa band yang memiliki nama tidak cocok dengan genre yang mereka usung. Ada juga band yang mengaitkan genre mereka dengan nama band yang mereka pakai. Namun tidak ada yang secocok dan semegah grand funk. -Mbah-nya-Funk---Gila, megah banget nget nget kan?! Sebelum mendengar Grand Funk, saya menganggap musisi rock and roll baru yang merajai industri musik indie maupun major, yang digilai para hipster, adalah musisi yang pintar mengolah influence mereka di tahun 70an menjadi musik yang berkualitas namun tidak keluar dari jalurnya. Setelah mendengarkan Grand Funk, musisi-musisi tersebut terdengar seperti mengcopy grand funk habis-habisan. Mereka hanya bisa mengcopy influence mereka, tidak ada yang istimewa lagi. Kasihan para penggemar yang masih bangga, datang ke konser, dan memuja-muja mereka. Kasihan sekali. Mungkin mereka belum mendengar Grand Funk. Mungkin mbah-mbah hanya dianggap orang tua yang mau tutup usia.
 
Best Track: Mr. Limousine Driver. '
Saya pernah ditertawakan oleh teman-teman yang mendengar lagu ini. Mereka bilang: Dari awal sampai lagu habis riffnya sama. Menurut saya, jika tidak ada lagu ini, mungkin hari ini k-pop akan menjadi musik yang digandrungi para hipster, sedangkan rock and roll adalah sarapan ibu-ibu arisan.
 
 
4. Deep Purple - Machine Head (1972)
 
 
Macho! Album ini tidak keren, tapi MACHO. Bagi yang merasa macho akan terlihat kurang macho jika belum merasa album ini merupakan album yang macho. Deep purple merupakan band yang membuat saya merasa keyboard dapat menghasilkan bunyi yang machonya melebihi distorsi gitar, sekalipun flying v (I love you, John Lord!). Deep purple yang membuat saya ingin belajar memainkan keyboard, meskipun sampai detik ini saya belum bisa bermain keyboard. Selain itu, Machine Head dapat menjadi obat kuat ketika deadline menerpa dan tidak ada penyemangat. Mendengar album ini, kau akan merasa seperti killing machine yang baru dipanaskan. Cocok untuk didengarkan pada hari senin jam 12 siang di tanah gersang bersama traktor dan alat berat dengan sepuntung rokok. Nah, kurang macho apa? Putri solo mungkin angkat barbel begitu dengar Machine Head.
 
Best Track: Space Truckin.
Satu album isinya space truckin semua juga masih bisa dibilang macho. Ya boleh lah tambah Highway Star.
 
 
5. The Beatles - Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967)
 
 
Siapa sih yang tidak suka The Beatles? Dari bayi hingga manula, yang alay hingga yang hipster TIDAK MUNGKIN ada yang tidak suka The Beatles. Kecuali pura-pura tidak suka hanya untuk membuat saya malu mengatakan statement barusan. Jika diadakan planet idol, mungkin The Beatles akan menang mewakili planet bumi. Saya juga tidak heran mengapa majalah rolling stone menobatkan Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band menjadi album terbaik sepanjang masa. Tidak ada satupun kalimat resensi majalah tersebut yang dapat saya sangkal. Konsepnya sempurna. Sudah 40 tahun lebih, belum ada yang dapat membengkokkan kesempurnaan album ini. Semua orang dari berbagai macam zaman pasti juga akan memasukkan album ini dalam 5 album cinta pada pendengaran pertama. Lalu mengapa saya masukkan? Karena bhineka tunggal ika, berbeda-beda namun tetap sama; tetap suka The Beatles.
 
Best Track: When I'm Sixty Four.
Rasanya pengen cepet tua dan nyanyiin lagu ini dan bilang "now that I'm sixty four...".
 
***
 
Terlepas dari opini saya yang ngaco, sebenarnya saya tidak se-ngaco itu. Tulisan ini dibuat hanya untuk merepresentasikan serta menghargai karya musisi yang original, belum tercampur sana sini, dan tidak diragukan lagi untuk menjadi musisi favorit sepanjang masa. Mungkin, jika berkenan, yang membaca tulisan ini dapat mendengarkan album-album diatas. Mau bajakan, atau original (saran saya sih yang original), yang penting dengarkan terlebih dahulu. Saya yakin saya tidak menyesatkan anda semua. Jangan sampai menjadi orang yang merugi sebelum meninggalkan dunia.
Selamat menuju ke jalan yang benar!
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives