Rabu, 18 April 2018

Nyali

Halo.
Waktu bukan berjalan, waktu berlari marathon.
Terlalu cepat, sampai lupa bahwa waktu itu ada.

Selama seperempat abad hidup, dapat dikatakan saya termasuk orang yang mengaku punya hobi menulis. Sampai bercita-cita jadi penulis (yang pasti bukan menulis novel karena saya tidak pandai mengarang fiksi, tapi siapa sih yang ga kepengen?), ingin kuliah lagi di jurusan komunikasi, dan berkarir di media.

Tapi itu hanya pengakuan diri, di kehidupan saat ini (yang termakan oleh usia dan aktivitas) saya sudah hampir tidak pernah menulis lagi. Mungkin butuh timing yang tepat, harus berada dalam tekanan yang besar, atau pikiran harus dikonsentrasikan untuk menuju ke alam lain.

Mungkin saya tipe orang yang ketika berada di kesedihan yang mendalam, saya akan lebih memilih untuk menulis.

---

H-1 minggu menuju hari pernikahan. Sucks. Karena saya bukan marriage person.
Why? Why do people get married? Because they're in love? Because they want to be together? Kalau di negara timur ini, apa karena mereka ingin beribadah? Atau mereka ingin melampiaskan nafsu biologis? Atau mereka ingin memiliki keturunan?

Tersentak di kepala saya, suatu hari ketika saya ditanya oleh seseorang yang berencana akan menikahkan saya dengan pasangan. "Apa tujuannya menikah?"
Ya jawabannya standar: untuk menata masa depan, untuk memiliki keturunan.
Padahal jawaban sebenarnya: ya udah saatnya aja, sampai kapan single?
Jawaban sebenar-benarnya dalam hati: entahlah? manusia cenderung berperilaku sama seperti lingkungan dan budayanya.
Entahlah, I still don't know why. Tidak menjamin kehidupan nanti lebih bahagia dari sekarang. Vice Versa.

Being single is fun.

No, I'm not saying I'm strongly independent. Saya bisa ketergantungan dengan orang lain.
But why marriage? why?


Mungkin saja ini adalah sindrom orang mau menikah; selalu ada saja godaannya.
Ya, tapi ini sangat menyita waktu, pikiran, tenaga, fisik, finansial saya.

Dan mungkin saya tidak menyadari betapa bahayanya itu.

Saat ini saya harus menyiapkan mental untuk menjalani rawat medis yang cukup serius. Menjelang hari yang kata orang-orang hari terbahagia seumur hidup itu saya harus mempersiapkan diri untuk masuk ke ruang operasi.
Sakit apa? Ah macem- macem lah. Nama nya juga mau nikah. Ditambah sibuk kerjaan kantor. Pola hidup tidak sehat. Dan lain-lainnya. 

Intinya hari ini h-1 minggu menikah dan h-1 hari operasi.
Jujur, saya sangat NERVOUS. Belum pernah selama ini saya melakukan operasi, terlebih lagi prosedurnya adalah memasukan selang optik tebal sepanjang 2m dari mulut, tenggorokan, hingga ke jeroan you-named-it, dan ada displaynya.


Fiuh.


Tapi, c'est la vie, inilah hidup...yang tidak selalu senang, tidak selalu enak, tidak selalu mudah, dan tidak selalu selow. Malah harusnya disyukuri karena masih diberi kenikmatan hidup berlebih.

Memang, Tuhan lah satu-satunya jalan yang bisa menguatkan insan tak berdaya seperti saya.
Dan saat ini saya butuh nyali untuk menjalani semuanya.

---

Apalah saya, hanya bisa menulis. Well, menulis tidak bisa menyelesaikan masalah, kan?
Tapi at least dengan adanya tulisan ini, suatu hari nanti ketika saya melihat ke belakang saya akan tersenyum karena sudah berhasil melewati fase ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives