Sabtu, 28 Februari 2015

Why Always Me

Halo halo.
Saya ganti domain blog menjadi loyamanda. Karena selain terlalu panjang, saya dari dulu memang tidak suka dengan nama depan saya.
I don't know why. It's not suitable for me, for girls. Haha

It's March already, dan masih belum ada perubahan signifikan di tahun ini. Seingat saya di akhir 2013 saya pernah baca bahwa 2014 bukanlah tahun peruntungan bagi saya. Nothing special memang. Dan belum ada perubahan dalam 2 bulan di tahun 2015 ini.

Masih berkutat dalam "cari duit itu susah banget", "bosan dengan kehidupan monoton", dan sejenisnya.
"Gini-gini aja" literally happens. Dan yang paling ajaib adalah "Why always me".

Tanggung jawab pekerja dan non pekerja memang jauh beda. Saya memang bukan dibesarkan di keluarga kaya raya. Saudara saya juga tidak sedikit, dan kebutuhan hiduplah yang menjadi motivasi saya dalam bekerja.
Uang, uang, dan uang.
Tapi memang, semakin kau mencarinya semakin susah kau mendapatkannya.
Apalagi jenjang karir di perusahaan tempat saya bekerja ghaib sekali, promosi tidak dapat diprediksi dari performansi atau attitude kita yang sangat baik.
Susah promosi = susah cari uang.

Sempat terpikir untuk resign. Tapi jika resign saya harus membayar denda ratusan juta...back to the money issue; i don't have that number.
Saya masih berharap miracle does exist; mendapatkan sebanding dengan kontribusi saya di perusahaan yang katanya besar ini.

Pernah suatu hari seorang teman bertanya "Dari pertama kamu bekerja kamu sudah bisa membeli apa saja ret?". Saya tertegun dan hanya bisa tersenyum.
"Masa nggak ada ret? Kalau aku sudah beli motor, hp, membiayai hidupku sendiri. Masa kamu belum ada yang dibeli?".
"Yah...palingan peretelan2 sih...memangnya kenapa?"
"Lho jadi duitmu habis untuk apa dong ret? Tinggal masih sama orang tua. Makan juga nebeng kan. Apa kamu hedon terus? Perasaan kamu nggak pernah travelling."
"Memang..."

Apa saja pengeluaran saya memang saya tidak perlu memberitahu. Buat apa? Buat apa orang harus tahu bahwa saya tidak pernah menikmatinya sendirian. Ya begitulah, hidup di jakarta dan sekitarnya dengan kebutuhan yang banyak memang sulit hidup berlebihan. Kebutuhan; jelas bukan kebutuhan saya saja.

Boro-boro travelling... (Makanya,saya suka sirik sama orang yang travelling kemana aja tinggal mengedipkan mata. Terus pamer di sosmed hahaha)
Memang fokus saya masih di keluarga. Saya masih bersyukur didekatkan dengan keluarga, meskipun sering mengelus dada.

Yang pasti saya tidak pernah meminta. Apalagi berhutang. Alhamdulillah. Usia 22 dan sudah mandiri secara finansial...murut saya itu sudah cukup untuk saat ini.

Tapi yang pasti saya masih berharap agar kontribusi saya di perusahaan berbanding lurus dengan yang saya dapat. Jika dalam jangka waktu panjang masih belum sebanding, semoga saya tidak terlalu bodoh untuk tetap bertahan

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives