Minggu, 27 April 2014

Resensi Kehidupan

Semua masih terasa... disaat saya masih manja, tidak dapat lepas dari orang tua.
Jika saya bisa menjual apa yang saya miliki untuk membayar jasa mereka, saya rela...
Karena mereka tidak sia-sia bersusah payah membesarkan ruh yang saat ini berterima kasih masih dapat merasakan nikmatnya hidup di dunia.



Disaat bertemu dengan orang-orang terbaik dalam hidup saya, yang mengajarkan banyak hal.
Susah maupun senang, dihadapi bersama.
Orang bilang "itu cuma masa transisi; masa yang sedang norak senorak-noraknya."
Kalau begitu saya akan menjawab "maka masa itulah yang paling berharga."



Masa-masa menemukan jati diri...
Yang andai saya menoleh ke belakang, saya ingin segera melupakannya.

Namun di masa tersebut saya mengenal apa itu mimpi.
Apa itu cita-cita.
Harapan.
Keinginan.
Yang sangat besar.
Lebih besar dari apa yang saat itu sedang dijalani.




Dimana titik fokus kehidupan adalah diri sendiri.
Bebas berekspresi. 
Tanpa beban; memikirkan hal lain selain diri sendiri.

Aku ingin jadi rockstar...
Aku ingin pergi ke luar angkasa...
Aku ingin keliling dunia bertemu idola...
Aku akan membuat gitar di tahun 2015.

Mengapa saya harus melupakannya? 
Bukankah mimpi tersebut terlalu menyakitkan untuk dikatakan tidak realistis?



Ketika saya harus terbangun dari mimpi yang indah.
Disitulah saya merasakan awal dari sebuah perjuangan.

Berlomba-lomba menjadi yang terbaik.
Meski dirasa susah...
Meski tidak mampu...

Terjun di kehidupan yang 'sebenarnya'.



Bahkan kawan pun menjadi lawan.
Terjebak di masa yang mengajarkanmu kedewasaan.

Persetan dengan dewasa! Aku masih muda, dengan segudang cita-cita yang aku bawa!

Tidak, inilah realita.
Saya harus berjuang untuk masa depan, masa depan yang nyata!
Harus belajar seni memilah, mana yang baik mana yang tidak.
Mana yang konkret, mana yang maya.
Dari semua cita-cita yang saya bawa, mana yang harus diwujudkan?


Masa depan.
Tanggung jawab.
Semua dimulai dari detik ini juga...


Hanya alam lah yang dapat menyejukkan pikiran.


Ternyata saya telah berjuang di jalan yang benar.
Mengapa demikian?
Karena perjuangan tersebut membuahkan hasil yang nyata.

Yang bisa dirasa.
Yang dapat membuat tersenyum orang-orang terdekat.
Yang dapat diceritakan kepada generasi selanjutnya...



Namun perjuangan tidak berakhir begitu saja.
Dunia menawarkan posisi atas dan bawah.

Bagaimana meraihnya?
Terbang dan terjun bebas.


Itu semua tergantung bagaimana saya memprosesnya.
Proses yang memakan waktu sangat lama.
Sangat lama hingga tidak terasa.
Ternyata chapter tersebut berujung juga.




Hari ini, saya masih membawa segudang cita-cita.
Yang nyata dan dapat digenggam erat tanpa harus dilepas.
Apakah berubah? Tidak.
Hanya saja cita-cita tersebut dapat direalisasikan dengan cara yang lebih nyata.

Mungkin sekarang dapat diwujudkan, atau mungkin saya harus lebih bersabar.
Yang pasti saya harus yakin, Tuhan akan berkenan disaat saya terus mencari jalan.

Hidup saya tidak spesial...
Tidak dikagumi banyak orang.
Tidak selalu mendapatkan apa yang saya inginkan.

Namun yang orang-orang inginkan, saya telah memilikinya.
Bukankan saya sudah memiliki banyak bukti untuk mensyukuri apa yang saya dapat?



Saya harus merasa sespesial itu,
karena saya beruntung memiliki semua ini.

Ya, saya menutup buku ini,
Saya akan puas membacanya.
Serta akan berterima kasih kepada siapapun yang merekomendasikan buku ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives