Sabtu, 05 Januari 2013

Rafting di Pacet, Mojokerto

Selamat malam para pembaca, semonga weekend anda terasa menyenangkan.
Ketika tulisan ini dibuat, hujan deras sedang membasahi atap rumah, bebatuan di tanah, pohon-pohon yang telanjang, air sungai yang tenang, gerobak tahu tek yang sedang meluncur dijalan. 
Itu tandanya? jemuran harus diangkat.

Ya, angkat dulu jemuran anda sebelum membaca postingan yang satu ini. Pastikan atap rumah/kos-kosan tidak bocor. Bagi yang sedang mengendarai roda 2, pastikan jas hujan anda tidak bolong agar smartphone anda tidak tertetes air dari awan yang sedang murka (yah, emang bisa baca blog dijalan?! yah bisa aja, 2013 ghetooh).

Kalau ingat musim hujan yang mengganas setiap hari di Surabaya ini pasti terkadang membuat hati uring-uringan. Yah ada aja aktivitas yang tidak dapat dilakukan karena hujan, contohnya: bercocok tanam di sawah, atau berjemur di pantai. Apalagi musim liburan, cocoknya kita bersahabat dengan kegiatan outdoor, bukan? Tenang aja, ada beberapa kegiatan outdoor yang asoy dijalankan pada musim hujan, contohnya: (udah masuk chapter serius) Rafting di sungai! UHUY!

Di hari pertama tahun 2013, saya dan keluarga memulai petualangan ekstrim di salah satu sungai di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, untuk yang pertama kalinya. Perjalanan dari Surabaya ke Pacet berkisar antara 1 - 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda 4 (kalo pake roda 1 mungkin 12 jam-an).

Untuk yang belum tau rafting, katanya (katanya lho), nama lain rafting adalah arung jeram. Yah nggak jauh beda kok sama mainan yang ngantrinya panjang di dufan itu. Berikut perlengkapan rafting ala kompas adventure:


Loh kok itu aja? boleh nggak pake perhiasan? kacamata? bikini? bakiak? kaos kutang?
Ya boleh aja asal nggak takut itu semua hilang kena arus sungai yang deres (bentar, pake bikini terus bikininya ilang? hmm.)

Kata pakde saya, di Pacet sungai yang digunakan untuk rafting hanya 1 sungai saja yang panjangnya 3an km namun operator (provider/perusahaan penyedia jasa rafting/name it!)-nya bisa bermacam-macam. Kemarin kami menggunakan operator yang khusus untuk family rafting dimana rafting tersebut tidak membahayakan bagi jiwa (karena sebagian besar anggota kami sakit jiwa! hihihi).

Mana yang paling sakit jiwa?


Perjalanan dimulai dari rame-rame menumpangi pick up milik operator untuk naik ke dataran yang lebih tinggi. Pemandangan yang disaksikan benar-benar alami! So far, pacet- trawas- cangar adalah pemandangan terasri di Pulau Jawa yang pernah saya lihat. Udah siap lah kami shooting film The Hobbit.

Setibanya di dataran yang lebih tinggi, ternyata kami tidak langsung diturunkan di depan sungai lalu naik perahu lalu finish. Kami harus jalan kaki, turun dataran lagi sepanjang 2 km menuju TKP. Tapi ternyata, sesi 'turun ke sungai' lah sesi yang paling 'cuci mata' banget. Mata benar-benar terasa dicuci bersih bagi warga Surabaya yang setiap hari kulitnya dibakar panas matahari, kupingnya disumpel misuh2an, dan matanya melihat pemandangan yang itu-itu aja: Kampus Perjuangan. (Hell yeah!) Pemandangannya benar-benar indah sekali! Tebing yang tinggi dengan kupu-kupu coklat yang hinggap di daun yang hijau, air terjun yang suaranya menggelegar beriringan dengan orkestra jangkrik dibalik semak belukar, langit yang setengah mendung namun tetap diterangi oleh hijaunya pepohonan diatas tebing, super waw! bayangan tentang kampus dan antek2nya langsung bisa dipending sama otak. Hijaunya pacet benar-benar hidup! Udah siap lah kami shooting film The Hobbit 2.

sumber: wisatategalklopo.blogspot.com

sumber: wisatategalklopo.blogspot.com

Akhirnya setelah melihat the greeny heaven on earth, kami tiba di sungai dan bergegas untuk memulai acara utamanya.

Yah cerita apa lagi ya? Kayanya kehabisan kata untuk menggambarkan betapa serunya acara utama ini! Intinya bagi yang ingin refreshing, apalagi untuk mahasiswa tingkat akhir yang sedang ber TA ria, coba saja olahraga ekstrim ini. Daripada jalan2 jauh ke bandung, jakarta, jogja, surabaya, kota mana gitu, sensasi dari rafting ini akan lebih membuat otak kita fresh! Coba liat aja, mana ada tampang-tampang stress di foto dibawah ini:

HAKUNA MATATA!


HIHA!


Sebenarnya rafting di Pacet kemarin bukanlah rafting yang ekstrim, seperti di Probolinggo dengan panjang sungai sekitar 7 km. Arusnya pun (alhamdulillah kebetulan) nggak deras-deras banget. Nggak sampe oleng lah dari perahu. Tapi untuk pengecut amatiran macem saya gini sudah cukup ekstrim kok. Yah perahu nempel tebing dikit aja udah was-was ketemu ular, mau oleng dikit udah teriak (kayanya saya yang teriaknya paling kenceng hehehe). Maklum lah bukan penggemar olahraga ekstrim, sama ketinggian aja cemen. Tapi dari sekian wisata ekstrim yang pernah di(paksa untuk di)coba, paling favorit adalah rafting ini. Nggak nolak deh untuk rafting lagi! Daripada flying fox, naik gunung, panjat tebing yah tetep lah rafting ini yang paling wow sensasinya! Ibarat naik roller coaster; berbahaya, keliatan menyiksa, tapi kalo udah selese menjalani siksaan rasanya plong banget. Yah mungkin itu yang namanya nge-php-in adrenalin.

Namanya hobi orang beda-beda yah, meskipun lagi ngetrend hobi wisata alam begini, apalagi salah satu film indonesia sukses jadi trendsetter naik gunung, tetap tidak membuat saya menjadi orang yang berbeda; mencintai kegiatan ekstrim. City tour di mata saya tetap terlihat lebih menarik. Plus ngegigs. Yang aman-aman saja lah, santai kaya di pantai, selow kaya di pulow wonokromow. Eits jangan ditiru ya, tetap cintai alam kita dan manfaatkan sebaik mungkin berdasarkan passion kita!

Tidak terasa hujan sudah reda. Itu tandanya? Jemuran dijemur lagi (good,good!). 
Saatnya beraktivitas kembali di kasur yang empuk, di karpet yang dingin, di sofa yang nyaman. Selamat malam dan selamat berhadapan kembali dengan realita yang sempat dipending (emang liburan tu cuma mimpi, bukan realita? hahaha). Semoga tahun 2013 dst membawa berkah bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin. Rise and shine everybody!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives