Minggu, 03 Maret 2013

If Only (2004)

Selamat sore para pembaca, salam sejahtera aman sentosa dunia dan akhirat.

Seperti hari kemarin, hari ini hujan tetap mengguyur kecamatan keputih sukolilo dan sekitarnya. Awan kelabu menyelimuti langit yang cerah, membuat pengendara motor dan pejalan kaki was-was, menyegerakan mereka untuk bergegas ke tempat teduhnya masing-masing.

Minggu sore, merupakan satu langkah menuju threshold bagi para pembenci awal minggu; senin. Tapi bagi saya, sejak tahun 2013 semua hari terasa sama saja. Everyday's a holiday yet exhausted. Yah,namanya juga mahasiswa rantau tingkat paling akhir (amin); semester 8 perkuliahan; saatnya bercengkrama dan mengakrabkan diri dengan... *drum rolls* tugas akhir a.k.a skripsi. Krik...Krik...

Oke, daripada mentrigger bibit-bibit sakit jiwanya karena ngomongin final project yang satu itu, bagaimana kalau kita merehatkan kepala kita sedikit dan beralih ke folder hiburan?

Sebelum menghabiskan waktu selama 2 jam, alangkah lebih baik kita melihat cuplikan film yang akan kita bahas. Here it goes!


Bagaimana apakah anda tertarik untuk melihatnya lebih lanjut?
Apakah anda tertarik untuk mengintip sedikit cuplikannya lewat tulisan dibawah ini? :p

Markilai! (mari kita mulai)

Dibintangi Jennifer Love Hewitt dan Paul Nichols, If Only merupakan film drama yang sempat naik daun di tahun 2004 silam. Berlatarkan kehidupan perkotaan yang hectic di London, film ini menceritakan tentang Samantha (Jennifer Love Hewitt) dan Ian (Paul Nichols); sepasang kekasih dengan kehidupan percintaan mereka yang...yah biasalah seperti pasangan kekasih lainnya...selalu up and down. Di awal film diceritakan pertengkaran-pertengkaran mereka yang terkesan sepele namun ternyata berdampak besar pada hubungan percintaan. Biasalah, seperti lovelife-lovelife yang mainstream lainnya, si pria selalu dilabeli "cuek" terhadap pasangannya; lebih mementingkan karier dibanding lovelife. Hal tersebut berdampak kepada si wanita yang merasa pasangannya tidak memprioritaskan ia dibanding lainnya. Di malam kelulusan sekolah musik Samantha yang diselebrasikan dengan orkestra mewah, Ian dan Samantha bertengkar hebat karena Ian lebih memilih untuk pergi ke Johannesburg untuk melaksanakan tugas kantor dibandingkan pergi ke Seattle untuk menghadiri pernikahan ibu Samantha. Setelah pertengkaran hebat tersebut, tidak diduga, dalam perjalanan pulang taxi yang dinaiki Samantha tertabrak mobil dan mengakibatkan kematian.

Ian merasa bersalah, namun apa dikata jika ajal tiba? Ian hanya bisa menyesal karena ketika Samantha masih hidup, Ian selalu mengecewakan Samantha.

Keesokan harinya ketika terbangun dari tidurnya, Ian terkejut karena yang berbaring disampingnya adalah Samantha! Apakah kejadian kemarin hanyalah mimpi? Tidak, karena ada beberapa bukti yang meyakinkan Ian bahwa kejadian semalam adalah nyata. Ternyata ketika Ian terbangun di hari itu, semua kejadian kemarin terulang lagi; seperti dejavu namun Ian dapat mengingat setiap detail kejadian yang ada, dan Ian yakin bahwa nanti malam Samantha akan dijemput ajalnya, seperti yang telah terjadi kemarin.

Untuk membayar rasa sesalnya, Ian mengubah kejadian-kejadian di hari itu yang menyebabkan pertengkaran dengan Samantha agar sebelum berpisah Ian dapat membahagiakan pasangannya. Di akhir cerita, Ian sukses membuat Samantha merasa bahagia pada hari itu. Ian juga mengatakan betapa Ian mencintai Samantha, karena Ian yakin sebentar lagi maut akan memisahkan mereka berdua.

Dan ternyata benar dugaan Ian, sesaat setelahnya taksi yang mereka tumpangi di malam kelulusan sekolah musik Samantha tertabrak mobil. Namun ternyata kehendak Tuhan berbeda. Ian-lah yang dipanggil Tuhan, bukan Samantha.

Film ini memiliki pesan moral yang menyentuh; Bahagiakanlah orang yang anda cintai sebelum orang tersebut pergi untuk selama-lamanya. Orang yang kita cintai bukan hanya pasangan saja, bisa jadi teman atau keluarga, terutama orang tua. Beruntunglah Ian karena diberi kesempatan sekali oleh Tuhan untuk memperbaiki kesalahannya. Namun apakah kita dapat memiliki kesempatan tersebut? Belum tentu, bahkan tidak mungkin. Kematian dapat menjemput manusia kapanpun, dimanapun.

Maka dari itu bahagiakanlah orang-orang yang anda sayangi hari ini, jangan tunggu esok hari atau lusa nanti ya :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Author

Foto saya
Just a small fish swims in an endless ocean.

Archives